Saturday, July 20, 2013

10 Perangkap Bisnis Sukses menurut Donald R. Keough

Banyak bisnis yang sudah besar ternyata seiring dengan berjalannya waktu bisnis tersebut hancur. Ada banyak ahli yang memaparkan perusahaan besar tersebut bangkrut karena alasan-alasan perusahaan tersebut tidak berinovasi, perusahaan mengabaikan 'order' pimpinannya, telah melakukan yang itu dan yang ini. 
Tetapi Donald R. Keough sang mantan presiden minuman soda yang melegenda. Coca cola menyatakan bahwa sesungguhnya arti kata perusahaan itu sesuatu yang abstrak. Bukanlah perusahaan yang gagal, namun ORANG-ORANG didalam perusahaannya itu yang sebenarnya gagal. 
Dengan pengalaman lebih dari 60 tahun , Donald R. Keough dalam bukunya Ten Commandements for Bussiness Failure memberikan 10 prinsip yang wajib  dihindari oleh para pemimpin bisnis yang sudah mempunyai bisnis besar.

Berikut 10 Prinsip yang harus dihindari tersebut:

1. Berhenti mengambil resiko
Saat anda telah berhasil mencapai sesuatu, pasti akan muncul godaan besar untuk berhenti mencari tantangan. Ini adalah hal yang manusiawi. Anda sudah mempunyai sesuatu, mengapa harus mempertaruhkannya? Saat anda memasuki zona comfort zone seperti ini, hati-hati bahwa bisnis anda sedang terancam menuju kemunduran. Pada 1970, Xerox yang sangat sukses dengan produk mesin fotocopynya menolak saat divisi riset mereka mengajukan hasil temuannya yakni “mouse”. Karena Xerox tidak mengakomodir hasil riset para penelitinya dengan alasan tidak berani mengambil resiko di saat mereka jaya, “mouse” yang telah mereka ciptakan dikembangkan secara pesat oleh Apple dan Microsoft. Xerok mengalami “kerugian besar” karenanya.

2. Bersikap tidak fleksibel
Pada 1920, Ford adalah pabrikan mobil paling sukses di Amerika. Pada saat itu Ford mengeluarkan mobil model “T” yang hanya berwarna hitam untuk waktu yang cukup lama. Hasilnya bisa ditebak, para pesaing mereka seperti Chevrolet dan Dodge lama kelamaan menggerogoti pasar Ford hingga akhirnya Ford sadar dan bersikap lebih fleksibel. Pebisnis sukses kadang terlalu yakin bahwa mereka memiliki rumusan kesuksesan sehingga tidak mampu melihat cara lain untuk melakukan sesuatu.

3. Mengucilkan diri
Gaya kepemimpinan yang selalu memerintah biasanya tidak produktif. Cara para pemimpin bisnis berelasi dengan tenaga kerjanya akan berpengaruh. Memisahkan diri akan membuat keterkucilan, membangkitkan rumor, dan dapat membangkitkan pemberontakan. Jika anda mengucilkan diri, anda bukan saja tidak tahu apa yang bisnis anda sedang jalankan, tapi anda juga akan tetap tenang dan percaya diri bahwa apa yang anda lakukan adalah “benar”.

4. Merasa benar sendiri
Sikap manajemen yang selalu merasa paling tahu dan benar telah menyebabkan banyak perusahaan mengabaikan kenyataan dan kehilangan kesempatan. Dalam suatu laporan tahunan perusahaan yang buruk, banyak sekali pemimpin bisnis yang menyalahkan iklim bisnis yang tidak sehat, krisis moneter hingga badai yang tidak biasa. Pada 1996, saat perusahaannya menunjukkan kinerja tidak bagus, Warren Buffet berkata “kinerjanya tidak bagus, dan itu adalah salah saya”. Alih-alih membuat banyak alasan lain, Buffet langsung menyatakan bahwa itu adalah salah dia sendiri.

5. Tipuan media
Saat anda menjadi sukses akan banyak media yang meliput anda. Dan dengan kepandaian penulis berita, sosok anda akan ditampilkan bak selebritas kelas tinggi. Semua orang memang suka dengan pengakuan, tapi harus berhati-hati agar tidak terbuai dengan budaya selebriti dan tergoda melakukan hal-hal yang melanggar batas perilaku.

6. Berpikir sempit
Para pembuat mobil di Detroit mengelabui diri mereka sendiri selama bertahun-tahun dengan memperhatikan angka-angka penjualan yang mereka ingi lihat, bukannya memikirkan gambaran keseluruhan dari industri otomotif global. Mereka membodohi diri dengan standar kualitas internal mereka sendiri dengan menetapkan nilai mereka sendiri untuk tolok ukur mutu, kemudian memuji diri sendiri ketika hampir mendekati standar mereka sendiri.

7. Mempercayakan seluruh nasib kepada konsultan luar
Banyak pakar yang mencoba melakukan evaluasi bisnis secara relatif terhadap bisnis lain dalam industri tersebut dan mengajukan usul disertai rencana untuk memaksimalkan keuntungan berdasarkan rata-rata industri. Ini adalah kesalahan parah karena setiap perusahaan dalam suatu industri harus berjuang untuk melakukan diferensiasi sendiri, menjadikan dirinya unik dan bukan rata-rata. Donal R Keough sewaktu mempimpin Coca-Cola mengatakan bahwa Coca-Cola bukan sebagai perusahaan pembuat minuman ringan, tapi Coca-Cola adalah satu-satunya perusahaan Coca-Cola.

8. Birokrasi yang rumit
Saat bisnis anda sudah maju, anda akan menempatkan seorang manajer pada satu posisi dan dalam beberapa waktu lagi manajer anda akan mempunyai asisten, Asisten tersebut akan mempunyai manajer junior dan lalu staf.. dan lalu karyawan tingkat bawah dan seterusnya. Irama ini akan terus berlanjut. Dan jika anda tidak bisa merampingkan birokrasi anda yang makin rumit, maka kecepatan untuk merespon customer anda pun makin lambat. Salah satu tantangan dalam perusahaan yang bertumbuh adalah untuk selalu menghilangkan birokrasi yang tidak perlu![/color][/SPOILER][/QUOTE]

9. Takut akan masa depan
Saat bisnis anda  makin sukses, akan makin banyak kekhawatiran-kekhawatiran tentang masa depan bisnis anda. Anda perlu tahu, mereka yang pesimis pasti mengatakan bahwa dunia diciptakan dalam keadaan kacau dan akan tetap menjadi kacau selamanya. Namun, kita harus hidup dengan penuh harapan.Kita harus bertindak seakan jika ada hari esok, ada manfaatnya untuk memulai sebuah usaha besar, memulai sebuah keluarga, menikmati matahari terbenar dan terus maju. Jika anda ingin gagal, takutlah terhadap masa depan. Jika anda ingin berhasil, hadapilah masa depan dengan optimisme dan semangat.

10. Kehilangan gairah terhadap pekerjaan
Satu komponen penting untuk kebahagiaan dalam dunia bisnis adalah mendapatkan sesuatu yang anda cintai untuk anda kerjakan, kemudian menemukan cara untuk mengerjakannya. Jika anda ingin gagal, hilangkan gairah akan apapun yang anda kerjakan. Tidak ada orang sukses yang tidak menyatakan cintanya akan apa yang dia kerjakan dan sangat peduli akan pekerjaannya.

No comments:

Post a Comment